Harga Minyak Dunia Jatuh di Tengah Lonjakan Produksi Saudi





siaranid - Pasokan minyak dunia dari ekportir utama yaitu Arab Saudi pada senin 2 juli 2018 mengalamai peningkatan. Hal ini menyebabkan perdagangan harga minyak mentah dunia turun pada angka lebih dari 1%. Sentimen selanjutnya datang dari sinyal perlambatan ekonomi di Asia seiring melemahnya permintaan.

harga minyak berjangka Brent berada di level USD78,16 per barel pada pukul 03.16 GMT, atau lebih rendah USD1,07 yang setara 1,35% dari penutupan sebelumnya. Masih dilansir dari Routers hari ini, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate menyusut 94 sen atau 1,3% menjadi USD73,21 per barel usai melompat lebih dari 8% pekan lalu.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump men-tweet pada hari Sabtu bahwa Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi telah setuju untuk memproduksi lebih banyak minyak. Gedung Putih kemudian bereaksi terhadap komentar presiden, dengan menekankan raja mengatakan negaranya dapat meningkatkan produksi minyak jika diperlukan.

Output Saudi Arabia naik hingga 700.000 barel per hari (bpd) dari Mei, seperti disampaikan oleh survei Reuters pada hari Jumat, untuk mendekati rekor 10,72 juta bph dari November 2016. Hal ini mengimbangi gangguan di tempat lain dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Pemotongan pasokan sukarela oleh OPEC dan beberapa pemasok non-OPEC seperti Rusia telah memperketat pasar minyak dunia sejak tahun 2017, dan gangguan yang tidak direncanakan dari Kanada ke Venezuela dan Libya bersamaan dengan sanksi baru AS yang akan datang terhadap eksportir utama Iran telah memicu kekhawatiran kekurangan pasokan.

Meskipun bantuan pasokan datang dari Arab Saudi, namun pasar minyak tetap tegang atas meningkatnya sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan ekonomi utama lainnya termasuk Cina, Uni Eropa, India dan Kanada. Bank asal AS JP Morgan dalam sebuah catatan menerangkan, Salvo yang berulang dalam perang dagang dan penurunan aset menimbulkan  pertanyaan tentang seberapa banyak perang tarif dapat merusak ekonomi global

Bank mengatakan konflik intensitas menengah (perdagangan) kemungkinan akan mengurangi pertumbuhan ekonomi global setidaknya 0,5% sebelum memperhitungkan kondisi keuangan yang lebih ketat dan kejutan sentimen. Pusat seluruh ekonomi utama Asia seperti China, Jepang dan Korea Selatan semuanya melaporkan pelambatan dalam pesanan ekspor pada Juni di tengah perselisihan perdagangan yang meningkat dengan Amerika Serikat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transportasi Menuju Gunung Andong Yang Ramah untuk Pendaki Pemula

Jadi Primadona Honor 7S Laku Sekejap di Flash Sale Perdana

Putin Undang Kim Jong-un Kunjungi Rusia